ikan

my photo

my photo

Rabu, 27 April 2011

Gagal Ginjal Kronik

Gagal Ginjal Kroni

Apakah Gagal Ginjal Kronik Stadium Terminal?
Disebut gagal ginjal kronik stadium 'terminal' (akhir) bila fungsi ginjal sudah dibawah 10-15% dan tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian obat-obatan atau diet. Pada stadium ini ginjal sudah tidak mampu lagi beradaptasi/mengkompensasi fungsi-fungsi yang seharusnya diemban oleh ginjal yang sangat dibutuhkan tubuh sehingga memerlukan suatu terapi atau penanganan untuk menggantikan fungsinya yang disebut terapi pengganti ginjal atau Renal Replacement therapy. Terapi Pengganti Ginjal bisa dengan metode dialysis atau metode transpantasi (cangkok) ginjal. Metode dialysis ada 2 jenis yaitu: metode cuci darah (haemodialysis atau disingkat HD) dan cuci perut (peritoneal dialysis, disingkat PD). Keduanya akan diuraikan kemudian.

Penyebab Gagal Ginjal Kronik
Penyebab GGK dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
  1. Penyebab pre-renal: berupa gangguan aliran darah kearah ginjal sehingga ginjal kekurangan suplai darah --> kurang oksigen dengan akibat lebih lanjut jaringan ginjal mengalami kerusakan, misal: volume darah berkurang karena dehidrasi berat atau kehilangan darah dalam jumlah besar, berkurangnya daya pompa jantung, adanya sumbatan/hambatan aliran darah pada arteri besar yang kearah ginjal, dsb.
  2. Penyebab renal: berupa gangguan/kerusakan yang mengenai jaringan ginjal sendiri, misal: kerusakan akibat penyakit diabetes mellitus (diabetic nephropathy), hipertensi (hypertensive nephropathy), penyakit sistem kekebalan tubuh seperti SLE (Systemic Lupus Erythematosus), peradangan, keracunan obat, kista dalam ginjal, berbagai gangguan aliran darah di dalam ginjal yang merusak jaringan ginjal, dll
  3. Penyebab post renal: berupa gangguan/hambatan aliran keluar (output) urin sehingga terjadi aliran balik urin kearah ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, misal: akibat adanya sumbatan atau penyempitan pada  saluran pengeluaran urin antara ginjal sampai ujung saluran kencing, contoh: adanya batu pada ureter sampai urethra, penyempitan akibat saluran tertekuk, penyempitan akibat pembesaran kelenjar prostat, tumor, dsb.
Gambar: adanya sumbatan batu pada saluran ureter.
Sumber: http://www.birminghamurology.co.uk/13.html

Fungsi Ginjal
Tugas yang diemban ginjal sangat banyak, kompleks dan saling mempengaruhi (berpengaruh) terhadap organ-organ tubuh lainnya. Bila dikelompokkan, terdapat 3 fungsi utama ginjal yaitu: 
  1. Pengaturan lingkungan dalam (internal environment) adalah upaya ginjal untuk mempertahankan keadaan lingkungan dalam agar kondisinya selalu stabil (disebut juga extracellular homeostasis). Dalam hal ini ginjal bertanggung jawab dalam pengaturan keseimbangan kebanyakan ion/elektrolit dalam cairan tubuh/extracellular fluid (misal Natrium, Kalium, dll), mengatur keseimbangan volume cairan dengan cara mengatur masuk-keluarnya (input dan output) cairan dalam tubuh, menjaga keseimbangan asam-basa (pH) darah, dst.
  2. Membuang kelebihan air dan produk akhir dari hasil metabolisme protein seperti: ureum, kalium, fosfat, sulfat anorganik dan asam urat.
  3. Menjalankan fungsi endokrin yaitu fungsi ginjal sebagai organ pembentuk (sekresi) berbagai substansi dan hormon diantaranya: erythropoietin (suatu hormon yang mengatur pembentukan sel darah merah); renin (suatu hormon yang menjadi bagian dari Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron atau Renin-Angiotensi-Aldosterone system = RAAS yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan); bentuk aktif  Vitamin D (Kalsitriol) yang mengatur penyerapan kalsium dari makanan untuk pembentukan tulang dan metabolisme tubuh lainnya; serta prostaglandin (suatu hormon yang mempunyai banyak peran antara lain untuk: pengaturan pengerutan dan pelebaran pembuluh darah, pembekuan darah, pengaturan pergerakan kalsium, pengaturan pertumbuhan sel, pengaturan rasa sakit, menurunkan tekanan bola mata, dll).
 
Gejala Gagal Ginjal Kronik Stadium Terminal
Sehubungan banyaknya tugas (fungsi) yang diemban ginjal yang berpengaruh terhadap organ-organ tubuh lainnya, selain itu GGK mempunyai gradasi dari ringan sampai berat tergantung seberapa besar kerusakan yang dialami ginjal, maka gejala-gejala Gagal Ginjal Kronik bila diuraikan akan cukup banyak dan banyak penyakit/penyebab lain yang juga memiliki gejala serupa.
  
Oleh karena itu bagi masyarakat awam, ada beberapa gejala dan pemeriksaan yang dapat dijadikan pegangan/indikator telah terjadinya penurunan fungsi ginjal yang signifikan (jauh menurun), yaitu:
  1. Jumlah urin (air seni) berkurang atau tidak ada urin. Jumlah urin < 500 ml/24 jam atau < 20 ml/KgBB/jam pada orang dewasa dan <1 ml/KgBB/jam pada anak-anak, walaupun jumlah air yang diminum dalam jumlah yang wajar/normal.
  2. Pucat/anemia. Penderita terlihat pucat pada muka maupun telapak tangannya, bila diukur Hb < 10 g/dl.
  3. Mual, muntah dan tidak nafsu makan.
  4. Nafas berat, mudah sesak bila banyak minum atau melakukan kerja berat.
  5. Rasa sangat lemah.
  6. Sering cegukan/sedakan (hiccup) yang berkepanjangan.
  7. Rasa gatal di kulit.
  8. Pemeriksaan laboratorium yang penting: Ureum darah sangat tinggi (nilai normal Ureum <40 mg/dl), Kreatinin darah juga tinggi (nilai normal Kreatinin <1,5 mg/dl), Hb sangat rendah (nilai normal Hb 12-15 g/dl pada perempuan dan 13-17,5 g/dl pada laki-laki).
Masih banyak sebenarnya gejala GGK lainnya, tetapi gejala-gejala tersebut di atas adalah yang utama/sering terjadi. Pada gagal ginjal stadium terminal, biasanya gejala-gejala di atas tidak hadir sendiri-sendiri tetapi bersama terdapat dua gejala atau lebih. Untuk lebih memastikan adanya penurunan fungsi ginjal maka kita dapat menghitung fungsi ginjal memakai kalkulator berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Kreatinin darah.

Untuk memperoleh pemeriksaan laboratorium tanpa melalui dokter, penderita dapat datang sendiri dan meminta kepada laboratorium atas permintaan sendiri (atau diantar keluarga bila penderita adalah anak-anak atau merasa kurang kuat datang sendiri). 

Bagaimana cara mengetahui besarnya fungsi ginjal yang tersisa?
Ada berbagai cara mengukur fungsi ginjal yang tersisa, mulai dari yang memakai peralatan canggih, memakai metode yang agak rumit dan memakai metode yang sederhana. Bagi anda yang ingin menghemat pengeluaran, berikut ini diberikan contoh cara menghitung fungsi ginjal berdasarkan perkiraan bersihan kreatinin (Creatinine Clearance) dengan memakai rumus Cockcroft-Gault. Perhitungan ini sering disebut CCT terhitung. Caranya:
   
CCT terhitung pada laki-laki= {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin darah)

CCT terhitung pada perempuan= {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin darah) dikali 0,85
Contoh perhitungan:
Seorang laki-laki (katakanlah bernama Mr. X), berusia 50 tahun, berat badan 60 kg, hasil pemeriksaan Kreatinin Darah 3 mg/dl, maka perhitungan fungsi ginjalnya adalah:

CCT terhitung = {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin darah) = {(140-50) x 60} / (72 x 3) = 25
Jadi fungsi ginjal  Mr. X = 25%.

Sedangkan bila dia adalah seorang perempuan (misalnya Mrs. X) maka perhitungannya:
CCT terhitung pada perempuan = CCT pada laki-laki X 0,85 = {(140-50) x 60} / (72 x 3) dikali 0,85
= 25 X 0,85 = 21,25Hasilnya, fungsi ginjal  Mrs. X = 21,25%.
  
Saran: bila hasil penghitungan dengan cara ini menghasilkan fungsi ginjal dibawah 40%, maka anda bisa mengulang pemeriksaan laboratorium Hb, ureum dan kretinin serta menghitung ulang fungsi ginjal anda. Bila dari 2 kali penghitungan menunjukkan hasil yang sama/kurang lebih sama maka sebaiknya anda berobat ke dokter. Bila hasilnya menunjukkan fungsi ginjal anda sudah di bawah 25% dan mempunyai gejala GGK lain yang jelas maka anda harus segera berobat ke dokter umum/dokter ahli penyakit dalam/ginjal. Hal lain yang perlu diketahui, apabila fungsi ginjal yang tersisa sudah dibawah 40%, maka sering terjadi akselerasi/percepatan progresifitas penurunan fungsi ginjal dalam waktu relatif singkat daripada progresifitas penurunan sebelumnya. Oleh karena itu akselerasi ini perlu di 'rem' dengan pengaturan makanan (diet) ditambah obat-obatan, dan yang terpenting sering melakukan kontrol ke dokter atau dokter ahli penyakit ginjal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar